Persoalan lingkungan yang muncul hampir setiap tahun di Indonesia, sala satunya adalah Kebakaran Hutan, terutama pasca Tahun 2000 di Wilayah Pulau Kalimantan. Dengan sering terjadinya kebakaran hutan dan lahan, maka dampak yang ditimbulkan sangat merugikan bila dilihat dari beberapa aspek yaitu, aspek fisik dan kimia seperti hilangnya mikroorganisme yang terkandung dalam tanah, menurunya produktifitas tanah dan punahnya unsur pendukung tanah lainnya, aspek biologi seperti menurunnya keanekaragaman hayati, aspek sosial ekonomi seperti merosotnya nilai ekonomi hutan maupun aspek ekologi yaitu terjadinya perubahan iklim mikro maupun global dan berubahnya bentangan hutan.
Upaya Penanganan
Keprihatinan mengenai dampak kebakaran hutan cukup signifikan, yang ditunjukan dengan penandatanganan perjanjian Lintas Batas Pencemaran Kabut oleh negara-negara anggota ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) pada bulan Juni 2002 di Kuala Lumpur, Malaysia. bahkan kebakaran hutan merupakan prioritas utama oleh Departemen Kehutanan, dengan aksi, masalah ini dimasukan ke dalam dokumen komitmen kepada negara-negara donor yang terhimpun dalam CGI (Consultative Group on Indonesia).
Dengan Luasnya 800.000 Ha, hingga saat ini Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun dalam pengelolaanya belum di jumpai atau terjadinya kebakaran hutan dan lahan, namun berbagai upaya antisipasi terjadinya kebakaran hutan terus dilakukan yaitu dengan melakukan sosialisasi pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan pada Desa atau Dusun yang berada disekitar Kawasan Hutan TNBK, dan melakukan apel siaga kebakaran hutan yang melibakan unsur mayarakat, aparat keamanan dan pemerintah daerah, yang mana bertujuan agar dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap dampak atau bahaya kebakaran hutan.
Kegiatan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dilakukan di Wilayah Bidang Pengelolaan TN. Wilayah II Kedamin, Wilyah Kerja Seksi Pengelolaan TN. Wilayah III Padua Mendalam tepatnya di Dusun Nanga Hovat Desa Datah Dian. Dusun Nanga Hovat merupakan salah satu dusun yang terletak di sekitar kawasan Taman Nasional Betung Kerihun, dengan jumlah Kepala Keluarga adalah sebanyak 43 KKdan dengan jumlah jiwa kurang lebih 200 orang dan yang. Dusun Nanga Hovat dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan air (speed boat) kurang lebih 3-4 jam perjalanan dari Putussibau. Dalam kehidupannya, masyarakat Nanga Hovat di pimpin oleh seorang Kepala Dusun dan beberapa Tokoh Masyarakat dan Adat Dayak Bukat, rata-rata mata pencarian atau pekerjaan sehari-hari masyarakat Nanga Hovat adalah berladang dan berburuh.
Sekilas rencana dan pelaksanaan
Kegiatan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan di Dusun Nanga Hovat dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu, tahapan persiapan, meliputi pembetukan panitia, penyusunan rancangan dan pembahasan rancagan, dan tahapan pelaksanaan kegiatan berupa pemberian materi sosialisasi dan praktek hingga penyusunan laporan. kegiatan ini dilakukan selama 2 hari, dari tanggal 14 s/d 15 Agustus 2010. Dalam pelaksanaannya, kegiatan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan di buka secara resmi oleh Kepala Seksi Pengelolaan TN. Wilayah III Padua Mendalam (Insan Kamil, S.Hut) sekaligus sebagai pemateri, yang dihadiri oleh masyarakat Nanga Hovat dan beberapa tokoh adat Dayak Bukat yang berjumlah sebanyak 25 orang. Dalam sambutannya Insan Kamil, S.Hut menyampaikan secara garis besar akan maksud dan tujuan kegiatan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan yang merupakan program tetap Departemen Kehutanan dalam hal ini Balai Besar TNBK untuk melakukan upaya pencegahan kebakaran hutan yang rentan terjadi pada saat musim kemarau tiba, yang sangat berdampak bagi kelansungan hidup baik dari segi kesehatan maupun perekonomian masyarakat.
Materi yang disampaikan dalam sosialisasi kebakaran hutan ini lebih di titik beratkan kepada teknik penanganan pasca kebakaran seperti teknik pembutan ilaran api, “ teknik ampuh dalam mengendalikan penyebaran api”tujuan penyampain materi ini yaitu untuk menambah informasi atau pengetahuan sekaligus mengajak masyarakat yang mata pencariannya berladang agar dapat mencegah luasnya kebakaran akibat dari membakar hutan untuk dijadikan ladang.
Hal ini benar-benar sangat dipahami oleh masyarakat, dan dapat dibuktikan pada saat praktek pembuatan sekat bakar, masyarakat dengan cepat melakukanya pada saat simulasi kebakaran hutan. Bahkan dalam sesi diskusi, Kepala Adat Suku Dayak Bukat (Pak Narock) sangat menyambut baik adanya kegiatan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan oleh Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun di Dusun Nanga Hovat, beliau juga menyampaikan atau meyakinkan semua pihak bahwa di wilayahnya tidak akan terjadi kebakaran hutan secara besar-besaran, karena beliau menyadari dan tahu akan kondisi hutan yang ada di Wilayah DAS Mendalam yang mempunyai keadaan tanah dengan tingkat kelembaban yang sangat tinggi dan tidak terdapat lahan gambut sehingga tidak mudah terjadnya penyebaran api secara besar-besaran. Selama ini diyakini beliau bahwa masyarakat dayak yang tinggal di perhuluan sungai dalam melakukan aktifitas perladangannya telah melakukan upaya pencegahan meluasnya kebakaran dengan cara menebang/menebas terlebih dahulu lokasi perladangan kemudian membersihkan pinggiran lokasi ladang tersebut. Namun dengan disampaikannya materi sosialisasi tersebut, beliau menyadari bahwa selain membersihkan perlu juga membuat sekat bakar agar tidak terjadi penyebaran api melalui serasah yang tidak kelihatan penyebaran api.
Harapan kedepan
Kegiatan pelaksanaan sosialisasi kebakaran hutan di dusun Nanga Hovat dapat terlaksana dengan baik oleh karena kerjasama tim yang professional, sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan sossialisasi ini telah mampu memberikan informasi atau pengetahuan baru, bahkan telah memadukan kebiasaan masyarakat dengan teknik yang berkembang (pembuatan sekat bakar) dalam upaya-upaya penangan pengendalian kebakaran hutan.
Beberapa hal yang merupakan harapan yang diperoleh selama pelaksanaan kegiatan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan di Nanga Hovat adalah :
1. Agar kegiatan seperti ini lebih di intensifkan, mengingat perubahan iklim yang belakangan ini tidak sesuai musimnya,
2. Dalam melakukan kegiatan-kegiatan di Nanga Hovat, agar TNBK terus melakukan pendampingan-pendampingan seperti tahun sebelumnya.
3. Agar TNBK senantiasa memberikan informasi-informasi terbaru tentang pencegahan kebakaran hutan yang dianggap sangat penting guna meningkatkan kesadaran warga akan bahaya terjadinya kebakaran hutan akibat berladang.
(Jack and Mus Bidang.II)